Home | About | Blog | Contact

ᵔᴥᵔ Rane

5 Alasan Mengapa Podcast (Cocok/Tidak Cocok*) Buat Para Blogger

*coret yang tidak perlu

1.SUARA GUE JELEK!

“Suara saya jelek, suara saya cempreng kayak Donald Bebek. Ih, geli denger suara sendiri! Amit-amit deh!“

Terlalu sering saya mendengar komentar-komentar seperti ini, dan tanggapan saya selalu sama: MEMANG!

..eh gimana? gimana?

Ya memang aneh! Tapi ada alasannya. Alasan paling sederhana adalah karena kita jarang sekali mendengarkan rekaman suara kita sendiri. Jangankan suara, buat yang hobi selfie, coba lihat kamera ponsel sendiri dan perhatikan seberapa banyak kita mengambil foto kita sendiri dari berbagai sudut, karena merasa ada yang kurang pas.

Alasan kedua, dan ini ilmiah! Suara kita terdengar lewat dua cara. Pertama lewat gelombang suara yang ditangkap gendang telinga yang cenderung memiliki nada tinggi. Kedua lewat getaran di dalam tempurung kepala yang ditangkap dengan nada yang cenderung terdengar rendah atau ngebas! Tapi ketika kita mendengar rekaman suara kita sendiri, yang terekam dan akhirnya didengar hanya suara nada tinggi itu dan itu sering ditafsirkan sebagai cempreng!

Seorang teman penyiar di RRI (Halo Om Arief Budiman) pernah bilang begini:

“Tidak ada suara yang jelek! Yang ada hanyalah suara yang tidak terlatih!“

Terus, bagaimana melatih suara? Paling sederhana adalah dua hal berikut ini:

a. Intonasi: Nada suara tinggi atau rendah, pelan atau cepat.

b. Artikulasi: Pengucapan kalimat yang harus jelas.

Kedua hal tersebut sebenarnya sudah sering kita latih dan gunakan di keseharian. Misalnya saat bicara kepada anak yang malas makan atau kepada suami yang baru beli Play Station 5 tanpa bilang-bilang 🙂 Rasanya otomatis langsung intonasi dan artikulasi akan terbentuk sendiri, karena kita ingin pesan kita ditangkap. Coba baca kalimat di bawah ini dengan penuh "penghayatan":🙂

“Adek, ingat ya. Kalau kamu malas makan, nanti sakit loh. Kalau sakit, nggak bisa jalan-jalan ke Dufan, kan?”

“Oh gitu ya.. Harga Play Station 5 cuma satu juta ya? Dipikirnya Mamah gak tau harga, apa?”

2.PODCAST ITU PERLU ALAT

“Podcast itu perlu alat. Mahal, tau! Mikrofon aja udah berapa? Belum mixer. Belum studio kedap suara!”

Ini betul sekali! Sangat betul! Tapi tau nggak kalau kita juga bisa bikin podcasting hanya bermodalkan HP dan aplikasi seperti Spotify for Podcaster. Atau yang mau bikin video podcast kan bisa juga pakai kamera HP, terus upload ke Youtube.

3.PODCAST ITU RIBET!

“Podcast itu kan ribet. Harus direkam di ruang kedap suara, terus edit, masukin wawancara, masukin musik, sound effect… Ah, pokoknya ribet! Enakan nulis deh. Tinggal ketik, publish, beres!”

Betul sekali! Idealnya podcast memang harus punya semua unsur itu. Ada musik pembuka, di edit yang rapi, kalau perlu ada sound effect dll. Biar lebih menarik, toh?

Tapi dengan aplikasi seperti di poin 2 di atas, plus aplikasi lain seperti Capcut, kita juga bisa bikin konten podcast yang nggak kalah bagus kok. Udah pernah coba?

4.PODCAST ITU BELUM BISA DIDUITIN!

“Podcast itu belum bisa diduitin, dicuanin! Kalau blog kan bisa jadi buzzer atau influencer, dapat duit kan?”

Betul!

Ambil contoh podcast di Anchor atau Spotify yang rasanya masih merupakan platform podcast nomor satu di Indonesia saat ini! Di Amerika mereka sudah punya sistem monetisasi seperti halnya Youtube. Namun "hilalnya" masih belum nampak di Indonesia. Mungkin besok ya. Atau tidak sama sekali.

Tapi di podcast pun banyak cara untuk mendatangkan cuan. Saat ini di Indonesia sendiri sudah banyak podcaster yang mendapatkan penghasilan dari podcastnya, baik dengan mengiklankan produk dari brand atau sekadar menjadikan podcastnya sebagai portfolio keahliannya yang secara tidak langsung menghasilkan juga.

5.SAYA KAN BLOGGER!

“Sori deh. Saya kan sudah lama jadi blogger. Sudah tahunan, loh. Ngapain pindah jadi podcaster? Lagian saya lebih nyaman menulis. Blog saya juga sudah mendatangkan penghasilan juga kok”

Bagus dong! Konsistensi itu penting bagi para konten kreator!

Tapi bagaimana kalau saya bilang podcast itu bisa melengkapi blog kalian?

Nah, sekarang bayangkan artikel-artikel blog kalian bukan hanya berisikan tulisan-tulisan yang memang sudah keren itu, tapi juga ada versi audionya. Jadi orang yang tidak sempat membaca artikel-artikel blognya, bisa mendengarkan audionya, kan? Pembaca blog kita bisa tetap mengkonsumsi tulisan-tulisan kita sambil beraktifitas, entah sedang mengemudi, sedang kerja, sedang berolahraga, atau sedang masak. Bukankah itu menjadi nilai tambah bagi blog kalian?

Mau nilai tambah lain? Yang paling sederhana begini saja. Cari artikel-artikel blog lama kalian, rekam dan bacakan, lalu publish. Setelah itu tinggal pasang di bawah artikel kalian, lengkap dengan playernya.

Keuntungannya, blog kalian jadi lebih kaya fitur dan artikel-artikel lama itu bisa kembali terekspose ke audience.

Jadi gimana? Ya boleh kakak dicoba dulu kaak.. Kalau nggak suka tinggal hapus. Gratis ini kok.

Nah, dari 5 poin yang saya ceritakan tadi, silakan teman-teman memutuskan sendiri apakah podcast memang cocok untuk kalian atau tidak. Kalau tertarik, mari kita bicara 🙂

Diterbitkan ulang dari blog lama dengan beberapa penyesuaian. Naskah asli ditulis 16 Januari 2021  

Share artikel ini lewat Whatsapp.

ᵔᴥᵔ


Subscribe Newsletter Email:

Secara rutin gue akan bersilaturahmi lewat email dengan macam-macam informasi yang jadi minat gue (dan semoga juga menarik buat lo). Yuk daftar di bawah ini. Setelah klik "subscribe," cek emailmu dan klik tulisan link di email untuk konfirmasi. Jika tidak ada email masuk beberapa saat setelah subscribe, mohon cek folder Spam lalu tandai sebagai "Not Spam". Data email Anda kami jamin kerahasiaannya. Tenang, gue gak doyan nyampah di email orang juga.


#indonesia #siniar