Home | About | Blog | Contact

ᵔᴥᵔ Rane

Lo Nggak Tua. Emang Konser Sekarang yang Aneh

Sebagai orang yang sudah berumur (Iya, tua! Puas? Puas?🤪) gua paling malas datang ke konser konser musik sekarang lebih karena suasananya udah enggak seru menurut gue.

Satu hal aja yang bikin gua malas: kamera-kamera ponsel yang teracung mengganggu pemandangan. Jadi alih alih lo menikmati konser, lo malah sibuk merekam dengan kamera video di ponsel yang entah buat apa. Buat kenang-kenanganan? Buat pamer kalau elu berhasil dapat tiket mahal atau dapat front row seat? Buat konten di media sosial? Buat apa?

Jujur gua enggak paham. Tapi gua simpan aja ketidakmengertian dan omelan-omelan ini daripada gua dijuluki si grumpy old man, bapak tua penggerutu, yang merasa generasinya paling hebat dibandingkan peradaban manusia mana pun di muka bumi, atau daripada nanti gua diteriakin “OKAY BOOMER!!” Heh! gua bukan generasi boomer. Boomer itu bokap gue.

Tapi pagi ini, di saat gua biasa melakukan aktivitas selepas salat subuh dengan berolahraga jempol di atas permukaan layar ponsel sambil nongkrong membuang racun racun duniawi di WC, gua ketemu satu artikel yang bikin si babe-babe tua ini ingin memecahkan suasana pagi yang hening itu dengan teriakan: “TUH KAN, GUE BILANG JUGA APA?”

Jadi gini. Jempol gua menemukan sebuah artikel dari Mashable, salah satu situs yang getol membahas budaya-budaya digital. Lo harus subscribe karena ini bagus banget buat menggambarkan generasi lo, generasi-generasi digital. Judul artikelnya aja udah bikin gua melotot: You’re not getting old, concerts are weird now.1 Emang konser-konser sekarang aneh semua.

Ini judul yang menarik perhatian, dan lebih menarik lagi karena artikel ini ditulis oleh Chase DiBenedetto dan Elena Cavender, dua reporter Mashable dari generasi sekarang, bukan generasi Babeh lo. Jadi catat! Artikel ini bukan pembelaan dari generasi gua, generasi grumpy old man. Ini generasi kalian yang bicara berdasarkan fakta, berdasarkan pengalaman dari hadir di banyak konser terkenal.

Jadi intinya artikel ini mencatat dan melaporkan apa yang terjadi saat konser konser musik saat ini -yang sayangnya bukan di Indonesia- tapi sepertinya sudah cukup relevan dan bisa menggambarkan seperti apa suasana yang terjadi pada saat konser konser saat ini, mau di Indonesia, mau di negara, di manapun.

Ada beberapa poin menarik di artikel itu yang bikin gua pengen teriak, “Kan gua bilang juga apa?”

Yang pertama, artikel itu bilang begini: konser sekarang sudah jadi semacam kompetisi para fans yang bersaing untuk dapat tiket dan kesempatan berinteraksi dengan idola mereka. Menginap berhari-hari kalau perlu. Kayaknya ini yang lagi tren indonesia juga dengan istilah ticket war

Kedua. Interaksi dengan artis di panggung juga jadi berbeda. Ada artis yang ditimpuk permen, kamera ponsel, botol minuman sampai sebungkus rokok. Buset! Di zaman gue ngelempar rokok ini kalau lagi nonton Srimulat manggung. Itu juga rokoknya satu slop. Nggak modal amat yang dilempar cuma sebungkus. Mau yang lebih seram lagi? Tanya sama Kak Dikta yang diremas ‘lato-latonya’ oleh fans.2 Duh, ngebayanginnya aja udah ngilu.

Ketiga ada sub judul artikel di Mashable ini yang bikin gua pengin teriak “Nah, kannn!? Judulnya begini: Front row behind the phone screen. Lo udah duduk di front row tapi tetap saja seperti duduk di belakang layar telepon. Para concert goers itu, para orang yang datang ke konser itu mengorbankan sebuah pengalaman berharga dan mahal untuk bisa hadir, berinteraksi dengan penyanyi dan artis idola mereka. Alih-alih mereka malah sibuk merekamnya di ponsel dan nanti mungkin bakal jadi konten. Bahkan lebih gila lagi ada yang melempar ponselnya yang lagi live streaming ke atas panggung karena berharap diambil si artis dan dipakai buat nge-shoot dia balik. Sejak kapan artis itu merangkap menjadi cameraman buat kita si bintang sosial media.

Yang keempat. Syuting dengan ponsel sepertinya ada hubungannya dengan keinginan ngonten yang sudah seperti jadi kewajiban setiap nonton konser. Ngonten berarti pamer. Ngonten berarti kesempatan viral atau kalau di Tiktok namanya FYP.

Terakhir -ini sih gokil menurut gue.- Menurut artikel itu kita sekarang sedang bergeser ke sebuah era yang didefinisikan dengan memikirkan diri sendiri dan menjadikan diri sendiri sebagai karakter utama. Mulai dari beli tiket, laporan di sosmed baju apa yang mau dipakai ke konser, posting di Tiktok. Sampai ke tempat konser live streaming dulu.

Dan ketika konser dimulai alih alih menikmati konser itu, yang ada malah semuanya sibuk merekam dengan video. Kasihan.. Kapan waktu buat menikmati konsernya.

Selengkapnya, baca aja di artikel aslinya sampai habis. Jangan sampai cuma baca judulnya aja.

Tabik!

Artikel ini diambil dari podcast gue yang bisa didengar di sini:

-- **Share artikel ini lewat Whatsapp.. **

ᵔᴥᵔ


Subscribe Newsletter Email:

Secara rutin gue akan bersilaturahmi lewat email dengan macam-macam informasi yang jadi minat gue (dan semoga juga menarik buat lo). Yuk daftar di bawah ini. Setelah klik "subscribe," cek emailmu dan klik tulisan link di email untuk konfirmasi. Jika tidak ada email masuk beberapa saat setelah subscribe, mohon cek folder Spam lalu tandai sebagai "Not Spam". Data email Anda kami jamin kerahasiaannya. Tenang, gue gak doyan nyampah di email orang juga.


  1. Rujukan: You’re not getting old, concerts are weird now

  2. Kronologi Alat Vital Dikta Diremas Penonton, Mengerang Kesakitan

#audio #indonesia