Home | About | Blog | Contact

ᵔᴥᵔ Rane

Prank Paling Seru di Zaman ORBA

Namanya Cut Zahara Fona. Dia ini adalah prankster terhebat di era Orde Baru menurut gue. Gimana enggak hebat? Dia berhasil nge-prank banyak pejabat negara termasuk Wakil Presiden ketika itu, dan juga konon termasuk Perdana Menteri Malaysia dan Perdana Menteri Pakistan ketika. Malah Pak Harto konon kabarnya juga nyaris kena prank. Hebat toh jamanku?

Peristiwa ini terjadi tahun 70-an. Waktu itu Cut Zahara Fona adalah perempuan biasa asal Aceh yang bahkan lulus SD pun tidak. Tapi dia bisa menggegerkan Indonesia setelah mengaku janin bayi di dalam perutnya bisa mengaji. Ini benaran kejadian. Nama Cut Zahara Fona lantas jadi buah bibir di mana-mana.

Ramai orang antre saking penasarannya. Mereka ikut menempelkan kuping ke perut Kak Zahara ini. Ya tentu saja setelah bayar uang dong. Hebatnya mereka semua mengaku mendengarkan suara bayi mengaji di perut si kakak ini. Luar biasa!

Kabar ini cepat menyebar ke mana-mana sampai ada beberapa ulama waktu itu yang memang tidak bilang iya, tidak membenarkan, tapi juga tidak bilang tidak. Intinya mereka cuma bilang bahwa yang namanya mukjizat Tuhan itu ada di dunia. Buktinya Nabi Isa bisa lahir dari perut Perawan Maria. Kurang lebih seperti itu jawabannya. Akhirnya Cut Zahara Fona banyak dijuluki sebagai Virgin Mary-nya Indonesia.

Tapi herannya, kenapa waktu itu tidak banyak yang mempertanyakan kenapa bayi di perutnya itu tidak juga lahir lahir setelah sekian lama, satu tahun lebih. Apakah mungkin dia betah di dalam karena banyak orang antre mendengarkan dia mengaji? Wallahualam.

Maka bebaslah Kak Zahara ini menyebarkan pranknya termasuk sampai ke Ibukota Jakarta. Enggak tanggung-tanggung, salah satu pejabat tinggi yang kena prank adalah Wakil Presiden waktu, Adam Malik, yang sampai mengundang Cut Zahara Fona ke Jakarta.

Pertemuan itu sempat diliput sejumlah surat kabar termasuk Pos Kota dan Harian Merdeka. Menurut beberapa referensi tidak banyak orang yang menunjukkan sikap skeptis terhadap fenomena bayi yang bisa mengaji di dalam perut ibunya itu. Tapi ada satu pejabat kesehatan di zaman itu, Dr. Herman Susilo, Kepala Dinas Kesehatan DKI Jakarta yang mencoba menjelaskan dari sisi ilmiah kalau bayi yang ada di dalam perut ibunya tidak bisa buka mulut dan mengeluarkan suara.

Gilanya Dr. Herman Susilo kemudian diserbu banyak orang yang mendukung “keajaiban” dari Cut Zahara Fona, dan konon kabarnya dia sampai harus bersembunyi dari kejaran banyak orang ketika itu.

Nah menariknya, banyak referensi yang bilang Pak Harto sendiri sempat nyaris tertipu setelah dikenalkan oleh salah satu orang kepercayaannya. Cut Zahara Fona kabarnya dipertemukan dengan Pak Harto dan Ibu Tien Suharto sepulangnya sepulangnya beliau dari luar negeri.

Tidak banyak referensi yang bisa ditemukan tentang peristiwa pertemuan antara Cut Zahara Fauna dan Pak Harto serta Ibu Tien. Tapi ada kabar bahwa justru Ibu TIen yang tidak mudah percaya bahwa ada bayi di dalam perut yang bisa mengaji. Semakin curiga lagi dia setelah Cut Zahara diminta cek ke RSCM dan dia menolak.

Akhirnya peristiwa ini terbongkar di Banjarmasin. Beberapa referensi menyebutkan kalau seorang petinggi polisi di Banjarmasin waktu itu pura pura mau mendengarkan suara bayi mengaji di dalam perutnya. Tapi akhirnya dia diperiksa dan ditemukanlah tape recorder kecil di balik kain yang dipakai oleh Cut Zahara Fona.

Pertanyaannya kok bisa begitu mudahnya kita tertipu. Kok bisa enggak sadar kalau itu bunyi rekaman dari tape recorder yang disembunyikan di dalam kain dekat perutnya. Ya kalau pakai logika sebetulnya mungkin saja. Jangan lupa ini awal tahun tujuh puluhan waktu tape recorder apalagi yang berukuran kecil masih belum umum meskipun teknologi tape recorder memang sudah ada di tahun itu.

Namun tetap saja ada yang agak mengganggu pikiran. Dari mana Si Zahara dan suaminya ini yang lulus SD pun tidak, asalnya dari sebuah desa di Aceh, tapi bisa mendapatkan tape recorder kecil yang masih sangat langka pada waktu itu?

Di penghujung cerita, Cut Zahara Fona akhirnya ditangkap, dipenjara, dan berakhirlah kisah prank paling memalukan dalam sejarah Orde Baru.

Catatan: Versi audio dari naskah tulisan ini bisa didengarkan di sini.

ᵔᴥᵔ

Share artikel ini lewat Whatsapp. Buat nge prank temen juga boleh

ᵔᴥᵔ


Subscribe Newsletter Email:

Secara rutin gue akan bersilaturahmi lewat email dengan macam-macam informasi yang jadi minat gue (dan semoga juga menarik buat lo). Yuk daftar di bawah ini. Setelah klik "subscribe," cek emailmu dan klik tulisan link di email untuk konfirmasi. Jika tidak ada email masuk beberapa saat setelah subscribe, mohon cek folder Spam lalu tandai sebagai "Not Spam". Data email Anda kami jamin kerahasiaannya. Tenang, gue gak doyan nyampah di email orang juga.


#audio #jejadulan #ngompol